Cerita di Balik Hangatnya Sekoteng, Minuman Berkhasiat Populer di Nusantara akan Ternyata Berasal ak

Cerita di Balik Hangatnya Sekoteng, Minuman Berkhasiat Populer di Nusantara akan Ternyata Berasal akan Tiongkok Cerita di Balik Hangatnya Sekoteng, Minuman Berkhasiat Populer di Nusantara akan Ternyata Berasal akan Tiongkok

Bagi penggemar kuliner malam, sekoteng selaku menyimpang satu menu idola bagi menghangatkan tubuh. Sekoteng cukup terkenal bagi masyarakat Indonesia seperti Jawa, Betawi, Banjar, Medan lagi berbagai daerah lain. Hampir tiap daerah memiliki ciri utama bagi sajian sekotengnya, bahwa diberbandingkan beserta selera masyarakat.

Di balik ketenaran sekoteng bagi masyarakat lokal, siapa sangka jika asal-usul sekoteng ternyata berasal dari Tiongkok, lo! Secara nggak langsung, sekoteng merupakan akulturasi berbagai budaya nusantara beserta budaya Tiongkok adapun terkenal atas makanannya adapun berkhasiat. Penasaran bersama asal-usul sekoteng? Yuk simak ulasan tentang cerita sejarah sekoteng berikut!

Dalam bahasa Hokkian, sekoteng disebut demi ‘su ko thung‘ atau ‘si gou tang‘ akan berarti sup empat buah

Di masyarakat Tiongkok, sekoteng terdiri daripada 4 macam buah adapun dikeringkan yakni kacang amandel, buah jail, kelengkeng lagi biji teratai. Su ko thung hadapan Tiongkok sudah dikonsumsi sejak Dinasti Qin sekitar tahun 221 sebelum masehi. Pada saat itu, Kaisar Qin Shi Huang merasa kesehatannya meningkat sehabis minum su ko thung. Selain itu, pencernaanya terus ampuh lagi rasa pegal-pegal ganjaran kelelahan bisa hilang sehabis mengonsumsi su ko thung.

Karena khasiatnya inilah, su ko thung akhirnya direkomendasikan oleh kaisar kepada dikonsumsi oleh masyarakat Tiongkok santak saat ini. Belum ada catatan sejarah yang menyebutkan kapan su ko thung masuk ke Indonesia, tapi yang jelas su ko thung di kenalkan oleh pedagang asal Tiongkok.

Su ko thung dekat masyarakat Jawa disebut memakai sekoteng yang merupakan singkatan mengenai ‘nyokot weteng‘ (menggigit perut)

A post shared by Endeus.tv???? (@endeus.tv)

Perubahan nama dari su ko thung berprofesi sekoteng setepatnya merupakan adaptasi pelafalan saja. Selain itu sekoteng terus dimodifikasi sendiri atas masyarakat Jawa supaya lebih berimbang atas selera mereka. Sekotong khas Jawa terdiri dari rebusan gula merah, daun pandang, serai maka jahe yang dilengkapi atas anek isian merupakan kacang tanah, kacang hijau, potongan roti lawak-lawakr maka pacar cina atau mutiara merah muda yang terbuat dari tepung sagu. Selain itu, sekoteng terus bisa ditambah atas kental manis vanila demi menambah rasa maka khasiat. Sekoteng Jawa hampir mirip atas sekoteng Betawi maka daerah lain.

Sekoteng khas Medan merupakan sekoteng paling unik hadapan nusantara. Sekoteng ini mempunyai rasa oriental yang kekar lewat isian yang lebih lengkap dan disajikan bagai es atau minuman dingin

A post shared by Royal Placa (@royalplaca)

Sekoteng Medan disebut bagai sekoteng paling mirip demi su ko thung Tiongkok karena secaa isian dekat sama. Sekoteng Medan terdiri dari air rebusan gula maka pandan yang diberi isian lengkap sebagaimana kelengkeng, anggur kismis, angco, ragam jamur, jeruk kietna, cincau, jali-jali, agar-agar, pepaya muda maka biji selasih. Sekoteng Medan paling cocok dinikmati saat cuaca panas, karena perpaduan rasa dari seluruh isiannya tepat-tepat menimbulkan sensasi hangat.

Sekoteng menjabat minuman pujaan nusantara karena dikenal mendapat khasiat ampuh demi menjaga kondisi tubuh

A post shared by Raja Sekoteng (@rajasekoteng_ptk)

Sebagian gede sekoteng dempet berbagai daerah mengandung jahe akan memiliki beragam khasiat untuk tubuh bagai menghilangkan pusing, mengambil mual maka meringankan hadir angin. Berbagai isian sekoteng terus berkhasiat memperbaik pencernaan. Kandungan kacang hijau atas sekoteng bisa membantu mengambil tekanan darah maka mengandung antioksidan akan saling menolong untuk menjaga kesehatan tubuh.

Nah itulah cerita asal-usul sekoteng yang cukup unik karena sangat populer di berbagai daerah tapi ternyata berasal dari Tiongkok. Ada yang berkenan minum sekoteng?